Pada ssat ini, internet memang sedang merajai segala lini kehidupan. Dimulai dari mencari info, belanja yang sanggup dilakukan tanpa keluar rumah bahkan seseorang sanggup mendapat lawan kencan melalui situs kencan online. Bagi mereka yang kesusahan dalam mencari jodoh di dunia nyata, biasanya mereka juga mencarinya dengan berselancar di dunia maya untuk mendapat kenalan baru. Namun hal ini ternyata ada dampak bahayanya alasannya yakni kita tidak mengetahui latar belakang orang yang sedang kita ajak untuk berteman. Seperti beberapa kasus dibawah ini yang merupakan dampak berbahaya dalam mencari jodoh online yang kita rangkum dalam kencan online yang berakhir mengerikan versi anehdidunia.com
Talhotblond
Sahabat anehdidunia.com Thomas Montgomery yakni laki-laki menikah yang telah mempunyai dua anak, berumur 47 tahun yang berasal dari New Hampshire. Tetapi hal ini tidak diberitahukan pada “Talhotblond,” sahabat chatting berusia 18 tahun yang beliau temui di ruangan chatting Pogo. Dia menyampaikan bahwa dirinya yakni mantan prajurit Perang Iraq dewasa yang berjulukan Tommy. Keduanya mempunyai kekerabatan yang cukup intim. “Talhotblond,” yang dikenal dengan nama “Jessi,” mulai mengirimkan foto-foto polosnya kepada Thomas.
Dalam salah satu kisah cinta yang berakhir dengan pembunuhan ini, ternyata Montgomery haus akan perhatian dan ketagihan dengan dampak dari cybersex, Montgomery mulai memamerkan hal tersebut kepada teman-temannya. Tetapi semuanya hancur saat istrinya mengetahui hal tersebut. Istrinya tersebut kemudian mengirimkan surat ke Jessi, dan menjelaskan semuanya. Karena merasa ngeri, Jessi tetapkan hubungannya, dan mulai menjalin kekerabatan dengan rekan kerja Montgomery, Brian Barrett yang berusia 22 tahun.
Salah satu kisah cinta yang berakhir dalam pembunuhan ini mulai memanas, dimana Thomas merasa sangat marah. Pria tersebut menjadi kasar, dan mengirimkan pesan mengganggu ke Jessi, yang berisikan, “Brian akan membalas hal ini dengan darah.” Dan saat Montgomery mengetahui bahwa Barrett berencana mengunjungi Jessi di West Virginia, beliau tetapkan untuk membunuh Brian. Pada 15 September 2006, Barrett yang duduk dimobilnya, ditembak oleh Montgomery. Saat polisi mengetahuinya, mereka tetapkan untuk memperingati Jessi, alasannya yakni mungkin saja beliau yang akan menjadi korban selanjutnya.
Meskipun begitu, saat pihak berwajib tiba di rumah “Talhotblond,” mereka menemui Mary Shieler, seorang perempuan paruh baya, yang mempunyai anak perempuan berjulukan Jessi. Tetapi Jessi ini tidak pernah mengetahui perihal Montgomery dan Barrett. Ternyata, sang ibulah yang menjadi “Jessi,” dan berpura-pura menjadi anak perempuannya.
Tentu saja, polisi tidak mempunyai dasar aturan untuk menangkap Shieler, tetapi tidak dengan Montgomery, yang pada akibatnya menghabiskan 20 tahun dipenjara. Meskipun begitu, kehidupan Mary Shieler ini juga tidak lebih baik. Saat suami dan anak perempuannya mengetahui perihal kasus ini, keduanya meninggalkan Shieler, tanpa ada kabar sama sekali.
Cannibal Cafe
Armin Meiwes, warga Jerman ditangkap polisi pada bulan Desember 2002 atas tuduhan pembunuhan di Internet. Pada tanggal 30 Januari 2004, beliau dijatuh sanksi penjara 8 tahun di penjara. Kasus ini mendapat perhatian yang besar di media, alasannya yakni beberapa alasan, pertama Meiwes melaksanakan pembunuhan kemudian memakan korbannya. Kedua, korban bersedia untuk dimakan. Biasanya Meiwes akan memposting iklan di sebuah situs yang disebut dengan nama The Cannibal Cafe. Website ini dikunjungi orang-orang yang mempunyai fetish terhadap kanibalisasi. Kasarnya merasa terangsang saat dimakan, atau merasa terangsang alasannya yakni memakan orang.
Singkat cerita, Meiwes posting di situs untuk mencari orang yang berusia 18 hingga 30, yang siap untuk dibunuh dan di makan. Salah satu korban awal berjulukan Bernd Jurgen Armando Brandes memenuhi iklan tersebut. Beberapa orang lainnya juga tertarik dengan iklan tersebut. Tetapi belakangan mereka mengundurkan diri. Meiwes mengaku beliau tidak memaksa mereka melaksanakan sesuatu di luar kehendak mereka. Kembali ke cerita, Brandes pun pergi ke rumah Meiwes tanggal 9 Maret 2001. Di sana mereka merekam kegiatan mereka. Meiwes memotong penis Brandes, dan dua lelaki itu mencoba memakan penis berbarengan sebelum Brandes menemui ajalnya.
Awalnya Brandes meminta biar Meiwes mencoba menggigit putus kemaluannya. Namun alasannya yakni gagal, akibatnya menggunakan pisau. Branes sendiri mencoba memakan barang miliknya sendiri secara mentah-mentah, namun alasannya yakni terlalu kenyal akibatnya gagal. Meiwes sendiri mencoba memasak organ kemaluan sang korban, memberi bumbu dan mencoba memasak dengan menggunakan lemak tubuh Brandes. Namun alasannya yakni gosong, akibatnya diberikan ke anjingnya.
Semua insiden di atas direkam. Di dalam sidang para hakim dan pengunjung sanggup melihat, Brandes terlalu lemah untuk memakan akhir kekurangan darah cukup banyak. Meiwes sendiri duduk sambil membaca buku selama tiga jam, membiarkan Brandes tergeletak di dalam kamar mandi. Meiwes menawarkan alkohol dan obat pereda sakit, puluhan pil obat tidur. Dan akibatnya menciumnya kemudian menusuk tenggorokan Brandes hingga tewas. Dia menggantungkan jenazah Brandes di pengait daging, dan semenjak itu beliau memakan daging itu selama 10 bulan. Menyimpan sebagian daging ke lemari es, sisanya ke kotak pizza.
Sugar Baby
Kisah ini berawal dari Alix Catherine Tichelman "Sugar Baby" mempunyai nama online "model with Demons" dan menggunakan website Seeking Arrangements untuk bertemu dengan salah seorang administrator Google. Dan yang menciptakan kisah ini tenar alasannya yakni Forrest Timothy Hayes, salah satu petinggi Google, ditemukan tewas di dalam Yacht glamor miliknya. Sebelum meninggal ia diketahui tengah kencan bersama perempuan penghibur kelas atas yang dikenal dari sebuah situs online.
Menurut kepolisian setempat, Hayes (51 tahun) terlibat ‘kontrak asmara’ dengan Alix Catherine Tichelman, perempuan penghibur berusia 26 tahun. Singkat dongeng kemudian keduanya setuju untuk bertemu di dalam kapal pribadi milik Hayes. Sahabat anehdidunia.com melalui rekaman CCTV yang berada di kapal, polisi melihat bahwa Tichelman tiba dengan membawa sejumlah heroin lengkap dengan jarum suntik. Wanita berambut pirang itu kemudian merayu Hayes untuk ikut menikmati heroin bersamanya.
Namun sesaat sehabis jarum suntik masuk ke dalam urat nadi Hayes, laki-laki berbadan tambun itu eksklusif ambruk. Polisi menduga bahwa tubuhnya menolak aliran heroin yang begitu banyak. Alih-alih menelepon pihak berwajib, Tichelman justru terlihat santai menghilangkan semua jejak dirinya di dalam kapal. Bahkan ia sempat menenggak anggur sebelum akibatnya menutup tirai jendela dan pergi meninggalkan kapal. Keesokan harinya jasad Hayes ditemukan oleh otoritas pelabuhan setempat. Polisi eksklusif dipanggil untuk melaksanakan penyelidikan.
Swipe Out
Kencan online yang berujung kematian seorang gadis anggun menyita perhatian publik Australia. Kencan yang dilakukan melalui aplikasi Tinder itu berakibat fatal, korban berjulukan Warriena Wright meninggal dunia sehabis terjatuh dari lantai 14 apartemen sang kekasih. Pengadilan beberapa hari kemudian tetapkan kalau tersangka berjulukan Gable Tostee tidak bersalah dan dibebaskan. Namun masih ada beberapa pihak meyakini Tostee bertanggungjawab atas kematian Wright.
Kisah tragis ini terjadi dua tahun lalu. Wright yang asal Selandia Baru dan Tostee berjumpa secara fisik pada 7 Agustus 2014. Mereka bertemu pertama kali di internet seminggu sebelumnya, melalui aplikasi Tinder yang belakangan terkenal untuk mencari jodoh. Wright berada di Australia menghadiri ijab kabul seorang teman. Seminggu berkenalan dengan bertukar pesan, mereka tetapkan bertemu di dunia nyata, di resort pinggir bahari berjulukan Surfers Paradise. Mabuk asmara, mereka berdua melanjutkannya di apartemen Tostee yang berlokasi di Gold Coast, Queensland.
Tapi kencan itu malah berujung tragedi. Beberapa jam kemudian, Wright terjatuh dari lantai 14 apartemen tersebut dan meninggal dunia seketika. Polisi pun tetapkan Tostee sebagai tersangka. Bukti utama kasus ini yakni rekaman sepanjang 199 menit di ponsel Tostee. Sahabat anehdidunia.com Tostee rupanya sengaja merekam saat-saat mereka bertengkar ahli hingga jatuhnya Wright dari balkon. Jaksa menyatakan Tostee menciptakan Wright sangat ketakutan dan melaksanakan intimidasi, sehingga beliau mencoba lolos dengan tetapkan turun dari balkon di mana beliau dikunci dari dalam oleh Tosteen. Namun malang ia terjatuh hingga tewas.
Pengacara Tostee menandaskan bahwa apa yang dilakukan kliennya sudah sempurna dan beliau tidak berperan dalam kematian Wright. Sebab, Wright lah, dalam keadaan mabuk, yang pertama kali melaksanakan serangan fisik pada Tostee. "Kejadian ini memang tragedi, tapi bukan pembunuhan," kata sang pengacara. Setelah proses pengadilan yang melelahkan, Tostee akibatnya diputuskan tidak bersalah alias bebas belum usang ini. Ia dinyatakan tidak berperan secara aktif dalam kematian Wright.
Slavemaster
Sahabat anehdidunia.com John Edward Robinson yakni laki-laki berkebangsaan Amerika Serikat (AS) yang disebut-sebut sebagai pembunuh berantai internet pertama di dunia. Memiliki rekam jejak yang bersahabat dengan acara penipuan & pemalsuan, semenjak tahun 90-an Robinson menggunakan internet untuk berkenalan dengan orang-orang yang menurutnya potensial untuk diajak berafiliasi seksual dan dibunuh. Robinson juga dikenal dengan nama alias "Slavemaster" (Majikan Budak) alasannya yakni ia menggunakan nama tersebut saat melaksanakan obrolan nonverbal jarak jauh (chatting) dengan para calon korbannya.
Ia bergabung dalam suatu ruang chatting yang beranggotakan para penggemar BDSM (semacam acara seks di mana salah satu pelaku berperan sebagai majikan yang sadis, sementara pelaku seks lainnya berperan sebagai budak yang pasrah). Salah satu korban pertama yang didapatnya melalui metode ini yakni Sheila Faith, seorang janda yang mempunyai 1 anak dengan duduk kasus kelainan syaraf. Ketika Faith terpikat akan permintaan Robinson kalau Robinson bersedia menanggung biaya perawatan anaknya, Faith bersama anaknya kemudian bertolak menuju Kansas - untuk kemudian dibunuh oleh Robinson dengan cara memukul kepala mereka berdua menggunakan martil.
Ketika Robinson ditangkap pada tahun 2000, tuduhan yang dialamatkan kepadanya gres sebatas kekerasan seksual. Namun menyusul didapatnya bukti-bukti tadi, dakwan kepada Robinson pun meningkat menjadi pembunuhan. Jumlah korban tewas Robinson yang diketahui yakni 8 orang, namun jumlah korban orisinil Robinson diperkirakan lebih tinggi dari itu. Lepas dari berapa bahwasanya jumlah korban tewas di tangan Robinson, pada tahun 2003 hakim menjatuhkan vonis sanksi mati kepada Robinson. Namun sanksi mati Robinson masih ditangguhkan hingga kini alasannya yakni masih adanya jasad korban yang belum ditemukan & keluarga para korban tadi ingin menguburkan jasad mereka secara layak, sementara jasad-jasad tersebut hanya sanggup ditemukan kalau Robinson masih hidup.
Semoga kasus kasus diatas menjadi pembelajaran bahwa siapapun sahabat anda, anda harus mengenal latar belakangnya terlebih dahulu. berteman dengan siapa saja memang boleh boleh saja namun tetap waspada dan jangan gampang percaya. Semoga artikel kisah cinta kencan online yang berakhir mengerikan di atas benar benar menjadi sebuah pelajaran berharga. Tetap waspada dan jangan lupa bahagia.
referensi
https://segiempat.com/aneh-unik/unik/pembunuhan-chatting-internet-kisah-cinta-yang-berakhir-dengan-pembunuhan/
http://www.ceritamistis.com/armin-meiwes-kanibalisme-yang-menggegerkan/
https://inet.detik.com/cyberlife/d-2633345/eksekutif-google-tewas-di-pelukan-psk
https://inet.detik.com/cyberlife/3328648/kisah-kencan-tinder-yang-tewaskan-wanita-cantik
https://www.kaskus.co.id/thread/59d92614c2cb17bc288b456d/john-edward-robinson-pembunuh-berantai-dunia-internet/1
0 Response to "Kisah Cinta Kencan Online Yang Berakhir Mengerikan"